OPTIMALISASI METODE PENUGASAN RESITASI SEBAGAI UPAYA MENUMBUHKEMBANGKAN MINAT BACA SISWA - Belajar dan Berbagi

Recent Tube

ads
Responsive Ads Here

Post Top Ad

Your Ad Spot

Senin, 06 Juni 2011

OPTIMALISASI METODE PENUGASAN RESITASI SEBAGAI UPAYA MENUMBUHKEMBANGKAN MINAT BACA SISWA

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Minat baca merupakan kebiasaan yang diperoleh setelah seseorang dilahirkan. Dengan demikian berarti minat baca bukanlah kebiasan bawaan. Oleh karena itu, kebiasaan membaca harus dibangun dan ditanamkan sejak anak masih usia dini, lebih-lebih ketika mereka sudah duduk di bangku sekolah. Dengan banyak membaca seseorang akan memperoleh hasil, baik berupa informasi, pengetahuan, keterampilan, motivasi, maupun fakta yang disajikan dari bahan bacaan dari berbagai karangan.
Dalam era globalisasi dan arus informasi yang berjalan sangat cepat, tidak dapat dipungkiri bahwa pembinaan minat baca menjadi sangat penting guna mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Guru dan perpustakaan haruslah berperan aktif dalam melakukan pembinaan dan menumbuhkembangkan minat dan peningkatan hasil belajar.
Fenomina yang terjadi di lapangan, ternyata minat baca siswa masih relatif rendah baik di sekolah maupun di rumah. Faktor penyebabnya, antara lain: (1) kurangnya pembinaan minat baca terhadap siswa, (2) budaya baca di lingkungan sekolah belum ditumbuhkembangkan, (3) masih minimnya sosialisasi program perpustakaan sekolah guna memotivasi siswa untuk membaca. Berdasarkan uraian yang dipaparkan di atas, maka untuk mengatasi hal tersebut diterapkan situasi metode penugasan yang lebih intensif, yakni Metode Penugasan Resitasi.
B.  Rumusan Masalah
Berititik tolak dari uraian yang telah dipaparkan di muka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
  1. Bagaimanakah cara yang efektif menumbuhkembangkan budaya baca di sekolah?
  2. Penerapan metode apakah yang tepat untuk membangkitkan minat baca siswa?

C.  Ruang Lingkup
Metode pemberian tugas atau lazim disebut metode penugasan merupakan salah satu metode pembelajaran konveksional yang penerapannya masih cukup dominan serta cukup efektif. Metode penugasan tersebut tebagi menjadi dua, yaitu retasi dan homework (pekerjaan rumah). Kedua metode tersebut memiliki persamaan, yakni sama-sama memiliki unsur tugas yang dikerjakan siswa dan hasilnya dilaporkan. Perbedaan antara kedua metode penugasan tersebut, antara lain: 1) metode retasi dimaksudkan untuk memperkaya pengetahuan siswa di luar kelas serat melatih siswa untuk belajar mandiri, 2) metode homework merupakan tugas yang berkaitan dengan  pokok bahasan tertentu untuk dikerjakan di rumah dengan maksud untuk lebih memperdalam pemahaman terhadap pelajaran yang telah diberikan di kelas. Penelitian ini akan difokuskan pada penerapan metode penugasan resitasi berupa tugas menyusun ikhtisar karangan dan retelling story pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pemberian tindakan dilakukan pada siswa atau kelas eksperimen, yaitu pada siswa SMP Negeri 1 Pademawu Kabupaten Pamekasan Kelas 3 semester genap tahun pelajaran 2007/2008.

D.  Tujuan dan Manfaat Pendidikan
Tujuan yang ingin dicapai pada penerapan metode penugasan resitasi, meliputi:
1.   Umum
Melalui penelitian ini, guru diharapkan terus berupaya membina dan menumbuhkankembangkan minat baca siswa dengan menerapkan metode penugasan yang lebih intensif.
2.   Khusus
Ø  Menciptakan budaya membaca di lingkungan sekolah serta menumbuhkembangkan minat baca bagi siswa guna mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
Ø  Mewujudkan suatu paradigma bagu yang dapat memotivasi siswa bahwa membaca merupakan suatu kebutuhan.

Adapun manfaat yang diharapkan, antara lain:
1.   Bagi Siswa
Siwa dapat menggali pengetahuan dan memperkaya wawasan melalui membaca berbagai karangan sesuai kebutuhan.
2.   Bagi Guru
Ø  Guru dapat mereaktualisasi penerapan metode penugasan yang lebih bervariasi agar hasil belajar siswa meningkat.
3.   Bagi Perpustakaan
Ø  Pustakawan dapat bersinergi dengan guru dalam melakukan pembinaan minat baca bagi siswa sehingga budaya membaca dapat dikembangkan dengan optimal.

D.  Definisi Istilah
Untuk memudahkan pemahaman mengenai karya ilmiah ini, disajikan beberapa definisi istilah sebagai berikut:
  1. Optimalisasi merupakan proses atau cara mengoptimalkan
  2. Minat baca adalah keinginan, gairah kecenderungan hati yang tinggi untuk membaca.
  3. Metode penugasan resitasi adalah penugasan yang diberikan oleh guru kepada murid, kemudian hasilnya dilaporkan dan dipresentasikan.
  4. Ikhtisar karangan adalah catatan yang memuat hal-hal penting dalam teks bacaan yang disusun atau ditulis secara bebas tanpa mengubah isinya.
  5. Retelling story yaitu menceritakan kembali karangan yang telah dibaca dengan bahasa sendiri tanpa mengubah isinya.

BAB II
PEMBAHASAN

A.  Landasan Teori
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Bab III Pasal IV pada butir (5) menyatakan bahwa pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat. Pengajaran membaca pada dasarnya bertugas membangkitkan, mengembangkan, dan mengarahkan minat, perhatian, motivasi, serta selera baca pada siswa sehingga membaca dirasakan sebagai bagian dari kebutuhan hidupnya. (De Boer: 1964).
Dalam menumbuhkembangkan minat baca pengaruh paling besar datang dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Faktor eksternal dan internal dalam diri seseorang juga memainkan peranan penting dalam pengembangan minat baca. (Ralph C. Staiger: 1979).
Agar pembinaan minat membaca disekolah berhasil dengan baik dan optimal, maka diterapkan metode penugasan resitasi secara intensif dan berkesinambungan. Disamping itu, untuk menumbuhkembangkan budaya baca yang tinggi bagi warga sekolah diperlukan kerjasama yang kuat antara guru, pustakawan, dan orangtua. Antara mereka setidak-tidaknya terdapat kesepahaman, kesejajaran, dan kebersamaan dalam memberikan motivasi kepada peserta didik.


B.  Strategi Pembinaan Minat Baca
Menurut Dra. Nurhayati Soedibyo, ada beberapa cara untuk memperkenalkan buku kepada anak-anak, agar mereka berminat membacanya, yaitu:
  1. Ceritakanlah atau umumkanlah pada siswa buku yang menarik perhatian mereka.
  2. Buatlah daftar singkat buku-buku yang dianjurkan sebagai bacaan siswa.
  3. Bekerjasamalah dengan guru untuk menganjurkan membaca buku ketika ada waktu luang.
  4. Bila keadaan mengizinkan adakan pameran buku agar para pelajar tahu bahwa buku-buku itu ada di perpustakaan.
  5. Bacakanlah beberapa halaman dari suatu buku hal-hal yang paling menarik untuk membangkitkan selera membaca para siswa.
  6. Anjurkanlah murid-murid untuk membuat catatan buku-buku yang telah mereka baca.
  7. Bimbinglah siswa tentang tata cara menggunakan buku seperti kamus, atlas, ensiklopedi, dll.
Selain cara-cara yang dipaparkan diatas masih ada cara lain yang dapat ditempuh oleh guru dalam melaksanakan pembinaan minat baca siswa, antara lain:
  1. Melaksanakan program wajib baca di sekolah.
  2. Menceritakan orang-orang yang sukses sebagai hasil dari banyak membaca.
  3. Menugaskan siswa untuk menyusun abstrak dari buku-buku yang dibaca.
  4. Menugaskan siswa belajar diperpustakaan apabila guru mereka absen tanpa meninggalkan tugas untuk dikerjakan siswa.
  5. Menyelenggaran kegiatan bercerita kepada para siswa secara periodik, terutama pada saat momen-momen tertentu, serta
  6. Kegiatan lain yang sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.

C.  Penilaian Proses Hasil Pembelajaran
Proses penilaian dilakukan ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan instrument penilaian, baik dari hasil pengamatan langsung terhadap aktivitas siswa maupun hasil pekerjaan siswa. Adapun aspek yang dinilai, meliputi:
  1. Respon siswa terhadap kegiatan membaca buku di perpustakaan.
Dalam kegiatan membaca, guru melakukan pengamatan aktivitas siswa dan mencatat permasalahan yang muncul kedalam lembar observasi.
b.   Kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas menyusun ikhtisar karangan.
Hasil pekerjaan siswa yang telah dilaporkan, selanjutnya dinilai oleh guru, baik dari segi penggunaan ejaan dan tanda baca, struktur kalimat, keruntutan, dan keserasian dengan isi karangan.
  1. Kemampuan siswa untuk menceritakan kembali isi karangan.
Guru memanggil siswa secara bergelirian untuk menceritakan kembali isi karangan yang telah dibacanya, kemudian guru melakukan penilaian meliputi: kemampuan vocal, bahasa dan rangkaian kalimat, serta performa.
Selain proses penilaian yang dilakuan melalui PBM, guru juga dapat memantau pengaruh serta dampak penerapan metode penugasan resitasi secara intensif terhadap peningkatan minat baca siswa melalui data yang diperoleh dari pengumpulan jurnal membaca di perpustakaan yang dibagikan oleh guru dan hasilnya dilaporkan setiap minggu. Kegiatan terakhir yang dilakukan guru adalah melakukan refleksi terhadap hasil kegiatan guna mendapatkan masukan yang dapat dipergunakan sebagai dasar untuk melakukan kegiatan selanjutnya.

D.  Dampak Inovasi Pembelajaran
Ada beberapa hal yang perlu digaris bawahi dari hasil penerapan metode penugasan resitasi sebagai suatu inovasi pembelajaran dalam rangka pembinaan minat baca yang terbukti telah memberikan dampak sebagai berikut:
  1. Siswa semakin terlatih untuk belajar secara mandiri serta menyadri bahwa sumber belajar tidak semata-mata hanya dari guru.
  2. Adanya peningkatan tanggungjawab siswa terhadap tugas-tugas yang diberikan guru, yang hasilnya harus dilaporkan dan dipresentasikan.
  3. Siswa dapat membuktikan sendiri, bahwa dengan peningkatan minat baca sangat besar pengaruhnya terhadap peningkatan prestasi belajar.
  4. Ada paradigma baru bagi guru sebagai pengajar, bahwa proses belajkar mengajar diperlukan metode-metode yang inovatif guna mencapai hasil belajar yang maksimal.

BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Penerapan metode penugasan resitasi sebagai upaya meningkatkan minat baca siswa, ternyata cukup banyak membawa peningkatan prestasi belajar dan efektivitas pembelajaran. Dari pelaksanaan kegiatan dapat disimpulkan sebagai berikut:
  1. Pemberian tugas berjalan efektif terbukti dari respon dan keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
  2. Penerapan metode dan strategi pembelajaran yang tepat, ternyata telah membangkitkan gairah siswa, sehingga suasana pembelajaran menjadi kondusif dan menyenangkan.
  3. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan sebagai dampak digalakkannya pembinaan minat baca.
  4. Ada perubahan yang cukup signifikan, khususnya bagi siswa bahwa keinginan membaca mulai dirasakan suatu kebutuhan untuk meraih prestasi.

B.  Saran
Ada beberapa yang ingin penulis sampaikan:
  1. Dukungan kepala sekolah mutlak dibutuhkan untuk merealisasikan program-program peningkatan mutu pendidikan. Karena bagaimanapun hebatnya sebuah program tanpa mendapat dukungan dari pimpinan akan sulit program tersebut akan terwujud.
  2. Guru sebagai ujung tombak keberhasilan harus memiliki komitmen yang kuat serta harus berupaya melakukan inovasi-inovasi dalam pembelajaran, agar dapat menghasilkan lulusan yang bermutu.
  3. Kerjasama antara sesama guru, pustakawan, dan orangtua harus kompak, agar terjadi keselarasan atau sinkronisasi antara pendidikan di sekolah dengan pendidikan di rumah.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, E. Zainal. 1998. Dasar-Dasar Penulisan Karangan Ilmiah. Jakarta: Grasindo.
Basry, Hassan. 1998. Mengajar Dengan Sukses. Jakarta: PT Grasindo
Depdikbud. 1990. Perkembangan Minat Baca dan Kebiasaan Membaca di Indonesia. Jakarta: PB-IPI.
Mudjito. 1992. Teknik Meningkatkan Minat Baca Pada Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Directorat Sarana Pendidikan.
Mulyasa, Enco. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Staiger, Ralph C. 1979. Roads to Reading. Jakarta: Ikapi.
Subyantoro. 2001. Membaca 2. Jakarta: Universitas Terbuka.
De Boer: 1964.